Hari Valentine atau
yang dalam bahasa Inggris berarti Valentine’s Day ini diperingati oleh sebagian warga dunia pada
tanggal 14 Februari setiap tahunnya. Asal-usul perayaan hari Valentine ini
masih belum jelas karena ada banyak versi yang tersebar. The Catholic
Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine, menuliskan ada 3 nama Valentine
yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati
pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St.
Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui
ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Menurut
versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St.
Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah
tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu
menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. Versi kedua menceritakan
bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat
dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para
pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan
banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269
M (The World Book Encyclopedia, 1998). Versi lainnya menceritakan bahwa sore
hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan
karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil
yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. (Sumber pembahasan di
atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain).
Dalam
dunia Islam, banyak yang menentang perayaan hari valentine dengan beberapa
alasan. Yang pertama, ikut merayakan hari valentine berarti mengikuti perayaan
hari raya orang kafir. Dalam hal ini bisa dikatakan sebagai tasyabbuh (
menyerupai orang kafir). Padahal Rasulullah SAW sudah memperingatkan kita
melalui sabdanya, sebagai berikut: Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri
Radiyallahu ‘anhu : Rasulullah bersabda: “Kamu akan mengikuti sunnah
orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai
mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya:
Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan
orang-orang Nasrani? Rasulullah bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (
HR. Bukhori dan Muslim ).
Juga telah disebutkan dalam Al
Qur’an:
“Dan janganlah kamu
mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra’ :
36).
Dengan dalil tersebut
makin jelaslah bahwa kita dilarang keras meniru-niru perbuatan orang kafir yang
tidak kita ketahui pengetahuan atasnya.
Sebab
yang kedua adalah dalam perayaan hari valentine banyak diwarnai dengan
aksi-aksi yang tidak sejalan dengan syariat Islam, mulai dari bertukar hadiah,
pesta, bahkan sampai penghalalan praktek zina! Naudzubillahimindzalik.
Yang
ketiga, sebagaimana kita tahu bahwa umat muslim diperintahkan untuk saling
bekerjasama dalam kebaikan dan tidak dalam berbuat dosa dan pelanggaran, hari
Valentine terbukti lebih banyak mengandung mudharat daripada manfaat. Firman
Allah SWT:
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ
تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Surah al-Maa’idah, Ayat 2).
Maka,
berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa merayakan
Hari Valentine itu hukumnya haram bagi umat muslim. Semoga Allah selalu
menunjukki kita ke jalan yang lurus. Aamiin.
Oleh :
Rizqi Yusnitasari
Staff Departemen Syiar
Izzati FT UNDIP
Generasi 20