Jumat, 14 Maret 2014

Keistimewaan Puasa Ayyamul Bidh



Pernah dengar puasa sunah ayyamul bidh atau disebut dengan puasa pertengahan bulan? pasti pernah.
Dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Tapi kenapa dijalankan pada pertengahan bulan hijriyah kenapa tidak di bulan romawi saja ? penasaran? Mari simak segala hal tentang ayyamul bidh agar tidak hanya dapat pahalanya tapi juga ilmunya J.
Ternyata dipertengahan bulan hijriah itu bertepatan dengan terjadinya fenomena bulan purnama saat bulan purnama bersinar. Terjadilah yang namanya pasang air laut. Letak bulan yang dekat dengan bumi menyebabkan gaya grafitasi bulan mempengaruhi ketinggian air laut dimuka bumi, dan terjadilah pasang air laut. Grafitasi dari bulan ini tak hanya mempengaruhi kondisi bumi (benda mati) tetapi juga benda hidup. Terutama manusia. mengapa demikian? Ternyata sudah dibuktikan oleh seorang peneliti berkebangsaan Amerika yang mengadakan penelitian mengenai kondisi kejiwaan manusia ketika terjadi bulan purnama. Penelitian itu menyimpulkan bahwa kondisi kejiwaan manusia saat bulan purnama cenderung lebih labil, emosional, dan tidak terkendali. Nah ketika manusia sedang labil Islam mengajurkan berpuasa untuk melatih nafsu dan sahwat pada saat puncak emosi.
Selain melatih nafsu dan sahwat puasa ayyamul bidh juga memberikan 10 kali kelipatan kebajikan.
 Sesuai hadist  Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah SAW bersabda:
“Puasalah tiga hari dari setiap bulan. Sesungguhnya amal kebajikan itu ganjarannya sepuluh kali lipat, seolah ia seperti berpuasa sepanjang masa.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan an Nasai)
            Kemudian kapan sih pelaksanaan puasa ayyamul bidh ? apakah harus pertengahan bulan? Ternyata islam memberikan toleransi puasa 3 hari setiap bulan hijriyah dapat dilakukan pada awal bulan, tengan bulan, ataupun akhir bulan.
Dari Mu'adzah ad 'Adwiyah, seseungguhnya ia pernah bertanya kepada 'Aisyah radliyallah 'anha: "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa melaksanakan shaum selama tiga hari setiap bulannya?" Aisyah menjawab: "ya". Ia pun bertanya lagi: "Hari-hari apa saja yang biasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shaum?" Aisyah pun menjawab: "Tidak pernah Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam memperhatikan hari keberapa dari setiap bulannya beliau melaksanakan shaum." (HR. Muslim)
Tapi kembali kata imam Nawawi, dalam hadits lain dijelaskan bahwa yang paling utamaadalah di harike -13, 14, dan 15 , seprti  dalam hadist:
Wahai Abu Dzarr, jika engkau ingin berpuasa tiga hari dari salah satu bulan, maka berpuasalah pada hari ketiga belas, empat belas, dan lima belas.” (HR. At Tirmidzi)
Jadi tunggu apalagi mari biasakan puasa ayyamul bidh dan berikan pengingat agar tidak terlewat keistimewaan puasa ayyamul bidh.

Oleh :
Noviar Triastuti
Staff Departemen Syiar
Izzati FT UNDIP
Generasi 20

Sabtu, 08 Maret 2014

Temu Pembina Izzati FT UNDIP (8 Maret 2014)

Temu pembina hari sabtu 8 Maret 2014 antara pengurus harian dengan pembina Izzati,
Prof. Dr. Ir. Abdullah. M.S.

"... Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu"
(QS Annisa 4 :1)

Senin, 03 Maret 2014

Istiqomah yuk :)


Bismillahirrahmaanirrahiim…
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, tiada Tuhan selain Allah dengan Ke-Mahabesaran-Nya.
Kebanyakan orang mengenal kata istiqomah dan mengartikan bahwa istiqomah adalah sikap tidak mudah goyah pada keputusan yang telah ia tentukan atau pendiriaannya tidak mudah berubah walaupun dipengaruhi oleh orang lain dalam hal beragama maupun kehidupan sehari-hari. Atau istilah gampangnya teguh pendirian. Bagaimanapun situasi, kondisi dan keadaan baik saat lapang maupun sempit selalu saja berpegang teguh pada pendirian.
Menerapkan sikap istiqomah memiliki banyak keutamaan (cocok buat mahasiswa nih.. ) beberapa diantaranya adalah:
  • Melatih sikap dan pendirian yang tetap dan konsisten saat menghadapi tantangan dan rintangan, bahkan secara tidak langsung akan membuat kita mengalami kemajuan terutama dalam beribadah kepada Allah SWT.
  • Menjadikan kita memiliki sikap disiplin, karena di dalam Islam kita dianjurkan untuk tetap istiqomah untuk sholat di awal waktu.
  • Menjadikan kita memiliki rasa tanggung jawab terhadap ibadah kita. Kalau dalam ibadah kita bertanggung jawab, pastinya dalam segala hal InsyaAllah kita lebih bertanggung jawab pula.
  • Melatih diri untuk selalu berkembang karena dalam istiqomah atau yang biasa kita sebut konsisten menghindari adanya penurunan dalam hal ini penurunan keimanan dan hal-hal lain dalam kehidupan.
  • Membentuk kebiasaan baru yang bermanfaat dan selalu mengarah pada ridho-Nya.
  • Menghilangkan sikap riya’ karena sesuatu yang diulang-ulang akan membentuk kebiasaan. Karena kita sudah menganggap perbuatan atau ibadah kita adalah kebiasaan kita, maka perlahan-lahan sikap riya’ pun akan hilang dari diri kita.
  • Dll.
Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah Ta’ala,

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ, أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14)

Mari kita berpikir sejenak, siapapun orangnya, baik maupun buruk, mahasiswa, guru, dosen, penjahat, pencuri perampok, koruptor, dan lainnya kalau kita tanyakan tentang pilihan antara surga dan neraka pasti semua memilih ingin masuk surga. Sebuah keanehan dan ketidakjujuran jika mereka ataupun kita memilih masuk neraka.
Nah hebatnya, dengan istiqomah kita bisa meraih surga-Nya yang saat di dalamnya kita mendapat kenikmatan-kenikmatan yang tiada bandingannya dengan yang ada di dunia ini. Mari berusaha istiqomah, walaupun kita menyadari bahwa selalu ada kekurangan kita sebagai manusia. Namun tidak ada ruginya jika kita mau berusaha dan berlatih terus untuk berlaku istiqomah. Teruslah memohon kepada Allah untuk diberikan petunjuk dan ampunan atas khilaf kita.

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa,maka tetaplah istiqomah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 6).

Berikut tips supaya kita bisa istiqomah:
  • Mantapkan niat untuk melakukan suatu perbuatan atau ibadah. Kita bisa merenungkan makna dari syahadat yang setiap hari kita baca bahwa hanya Allah lah Tuhan kita, maka untuk beribadah juga hanya untuk Allah. Selain itu kita juga menjunjung Rasulullah sebagai utusan Allah yang nantinya kita akan mengharap syafaat pada beliau di hari kiamat kelak, maka lakukan ibadah sebagai wujud cinta kita kepada Rasulullah.
  • Mohon kepada Allah untuk selalu diberikan kemudahan. Yang perlu kita sadari, biasanya Allah memberikan kemudahan-kemudahan setelah kesulitan-kesulitan. Jadi kita harus benar-benar menyadari bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan.
  • Memulai perbuatan atau ibadah dengan segera, secepatnya dan sekarang juga. Karena menurut Om Mario Teguh, “Cara untuk memulai adalah memulai” J. Kebanyakan kita juga merasakan ada saja hambatan dalam bertindak jika kita menunda sesuatu.
  • Membuat komitmen dan perjanjian dengan diri sendiri untuk tetap teguh dan berlaku istiqomah. Kita tidak mungkin meminta orang-orang di sekitar kita untuk terus-menerus mengingatkan kita, capek katanya :D. Maka kita sendiri harus berkomitmen untuk hal tersebut.
  • Mulai coba dari hal yang kecil dan sedikit (jangan pake banget ya J) kerjakan terus menerus, ulang-ulang setiap hari. Nanti akan menjadi sangat ringan. Lalu bisa kita tingkatkan kuantitasnya setelah itu.
  • Berkumpul dengan orang-orang yang istiqomah. Bagaimanapun lingkungan sangat bisa berpengaruh pada kita. Maka pilih-pilih lah dalam bergaul.
Kita ambil contoh kasus berdasarkan pengalaman orang-orang di sekitar. Banyak sekali yang istiqomah melakukan ibadah tertentu misalnya shalat dhuha, tahajud, puasa senin-kamis, daud, tilawah, dll mereka menjadi orang-orang yang sukses di dunia dan InsyaAllah di akhirat. Kita bisa mengambil inspirasi dari Ust. Yusuf Mansur misalnya, beliau selalu istiqomah menyeru untuk bersedekah, tilawah, menghafal qur’an, dsb. Beliau tidak hanya menyeru saja tetapi lebih dulu melakukan, dan untuk menyeru tersebut bisa-bisa manusia seperti kita ini terjebak dalam riya’. Tapi mudah-mudahan beliau tidak, karena mungkin dengan istiqomah tadi perbuatan-perbuatan menjadi kebiasaan yang ketika di ketahui orang banyak tidak akan menimbulkan riya’.
Kita juga bisa mengambil pelajaran dari Almarhum Ust. Jefry Al-Bukhory. Beliau istiqomah dalam berdakwah melalui berbagai media, istiqomah dalam kerendahan hatinya. Di akhir hayatnya beliau mendapat keistimewaan yaitu meninggal di hari Jum’at. Kita semua tahu bahwa meninggal di hari Jum’at akan terhindar dari siksa di alam kubur. Kita juga bisa melihat jutaan jamaah yang mencintai beliau hadir menghantarkan beliau menuju tempat peristirahatan terakhirnya. MasyaAllah…
Wallahu a’lam…
Semoga apa yang kita perbuat mendapatkan ridho dari Allah dan menjadikan manfaat bagi kita semua. Aamiin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Oleh :
Rosyiid Gede Prabowo
Staff Departemen Syiar
Izzati FT UNDIP
Generasi 20